Bagaimana kita bisa mencintai sesama kalau kita diam. Kalau kita diam dan merasakan diri kita NETRAL, nggak berbuat apa-apa, maka sebetulnya secara tidak langsung kita telah ikut menindas rakyat. Karena dengan diam, kita menopang kekuasaan.
Dalam masyarakat yang diam sebetulnya hal yang paling utama untuk dilakukan adalah mendobrak kediaman/kebisuan dengan contoh-contoh keberanian. Dan yang terpenting ditunjukkan adalah mengajarkan keberanian.
- Pius Lustrilanang, "Menolak Bungkam" -
Minggu, 25 November 2012
Jumat, 16 November 2012
Nasihat untuk Seorang Pemimpin
Kisah ini diambil dalam Buku "Agar Allah Selalu Memberi Jalan Keluar" karya Abu Firly Bassam Thaqiy
Adalah Ali Syaqiq bin Ibrahim Al Azdi yang hidup di daerah Balkh pada kurun abad ke 8 M. Selain berdagang, ia ikut berperang juga di medan jihad.
Suatu waktu, ia menunaikan ibadah haji ke Makkah. Dalam perjalanannya ke Ka'bah dia singgah di Baghdad dan bertemu dengan Khalifah Harun Al-Rasyid di Istana Raja.
"Wahai Syaqiq, berilah aku nasihat!" sahut Khalifah. Syaqiq pun mulai memberikan nasihatnya.
"Allah Yang Maha Besar telah memberimu kedudukan Abu Bakar dan Dia menghendaki kesetiaan darimu. Allah memberimu kedudukan Umar yang dapat membedakan kebenaran dan kepalsuan, maka Dia menghendaki hal yang sama darimu. Allah memberimu kedudukan Utsman yang memiliki kesederhanaan dan kemuliaan. Allahpun juga memberimu kedudukan Ali yang Dia berkahi dengan kebijaksanaan dan sikap adil, maka bijaksana dan adillah"
Khalifah tampak sungguh-sungguh mendengarkan uraian Syaqiq; Lanjutkan," pinta sang khalifah.
"Allah mempunyai tempat yang diberi nama neraka. Ia mengangkatmu menjadi penjaganya dan mempersenjataimu dengan 3 hal, kekayaan, pedang dan cemeti untuk mengusir mereka dari neraka. Jika ada yang datang meminta pertolonganmu, janganlah bersikap kikir (kekayaan). Jika ada yang menentang perintah Allah, perbaikilah dirinya dengan cemeti. Dan jika ada yang membunuh saudaranya, tuntutlah pembalasan yang adil dengan pedang itu," lanjut Syaqiq.
"Tambah lagi," desak Raja Harun Al Rasyid.
"Engkau adalah sebuah telaga dan anak buahmu adalah anak sungainya. Apabila telaga itu airnya bening, maka niscaya tidak akan keruh anak-anak sungai itu. Namun apabila telaga itu keruh, bagaimana mungkin anak-anak sungai akan bening?"
"Teruskan," seru Raja Harun Al Rasyid penasaran.
"Seandainya engkau hampir mati kehausan di tengah padang pasir dan pada saat itu ada seseorang menawarkan segelas air, berapakah harga yang berani engkau bayarkan untuk mendapatkan air itu?" tanya Syaqiq kepada Raja Harun Al Rasyid.
"Aku akan memberikan setengah dari kerajaanku," jawab sang Khalifah dengan mantap.
"Kemudian andaikan pula air yang telah engkau minum itu tidak dapat keluar dari tubuhmu sehingga engkau terancam binasa, maukah engkau menyerahkan kerajaanmu yang separuhnya lagi untuk mendapatkan kesembuhan?" tanya Syaqiq lebih lanjut.
"Akan kuterima tawaran itu," tegas Raja Harun Al Rasyid.
"Maka mengapa engkau membanggakan diri dengan sebuah kerajaan yang harganya hanya segelas air yang engkau minum lantas engkau keluarkan lagi?"
Mendengar nasihat itu, khalifah pun menangis. Tak lama kemudian, ia melepas kepergian Syaqiq dengan penuh kehormatan
Rabu, 07 November 2012
Video 19th
Kamis, 25 Oktober 2012
P.E.M.U.D.A (Refleksi Hari Sumpah Pemuda)
Tulisan ini dimuat di Harian Seputar Indonesia edisi 29 Oktober 2012 :
“Ibarat
Matahari,maka Pemuda bagaikan Matahari yang Bersinar tepat Pukul 12 Siang,
dimana Matahari sedang dalam panas dan teriknya yang sangat...”
Begitulah
ungkapan dari
seorang Ulama Islam,Dr.Yusuf Qardhawi,yang menggambarkan makna pemuda.Beliau
mengatakan bahwa Pemuda yang kalau diibaratkan dengan matahari, maka”sinar”nya
sama dengan sinar matahari pada pukul 12 siang,yang sangat panas dan terik.Makna
sinar disini dapat kita definisikan secara sederhana dengan kata semangat.Semangat
seseorang pemuda memang
bak gelombang air laut yang tak pernah berhenti.
Sekilas Tentang Pemuda dan Sejarah
Perjalanan Bangsa
Berbicara tentang pemuda dan
kaitannya dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia,ada 2 (dua)
momentum penting dimana peran pemuda sangat mendominasi.Pertama adalah Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.Peristiwa Sumpah Pemuda ini menjadi tonggak
awal bangkitnya gerakan pemuda untuk melawan penjajah.Dengan sumpah pemuda,semangat
pemuda yang awalnya bersifat kedaerahan berubah menjadi semangat persatuan dan
kesatuan.
Peristiwa kedua adalah ketika runtuhnya rezim
orde baru tahun 1998.Ketika itu, gelombang aksi massa besar-besaran yang
dimotori kalangan mahasiswa (pemuda) mengepung Gedung DPR/MPR dan berakhir ketika Presiden Soeharto
menyatakan berhenti dari jabatannya setelah berkuasa selama 32 tahun.Mahasiswa pun menyambut era reformasi dengan
penuh harap akan pemerintahan yang lebih baik dan kondusif.Dua peristiwa penting tersebut telah
menjadi bukti betapa semangat pemuda yang begitu menggebu-gebu telah membawa
bangsa kepada sebuah perubahan.
Pemuda Indonesia Masa Kini
Indonesia adalah bangsa yang besar.Bangsa yang
memiliki SDM dan SDA
yang melimpah.Kebebasan berpendapat dan berekspresi juga telah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam perjalanan bangsa di era reformasi ini. Namun,nyatanya,permasalahan krusial seperti korupsi,kemiskinan
dan kriminalitas masih belum bisa “menghilangkan
dirinya” dari headline-headline surat kabar di negeri
kita.Pun juga dengan banyaknya utang negara dan mahalnya biaya pendidikan dan
kesehatan.
Untuk mengatasi
berbagai permasalahan bangsa tersebut,butuh
pemikiran-pemikiran baru yang kreatif dan solutif.Oleh karenanya, kita berharap muncul pemuda yang tampil
di depan sebagai bagian dari representasi golongan masyarakat yang memiliki idealisme.Karena,keberhasilan perjalanan bangsa sangat ditentukan oleh
keberhasilan para pemudanya dalam
mempersiapkan diri secara mental
maupun intelektualitas.
Bagaimana mewujudkan hal itu?Paling tidak ada 6
(enam) prinsip yang harus dimiliki
oleh seorang pemuda, yaitu:
1.
Peduli.
Artinya,jadilah pemuda yang peduli. Peduli terhadap lingkungan sekitar, baik
itu lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
2. Empati.Artinya,jadilah
pemuda yang memiliki sifat empati.Yang mampu memposisikan diri dalam keadaan yang sama dengan orang-orang disekitarnya.
3.
Merakyat.Artinya,jadilah
pemuda yang merakyat.Pastikan setiap gerak langkah dan tindakan yang kita
lakukan sebagai seorang pemuda, adalah demi kepentingan dan kesejahteraan
rakyat semata.
4.
Unik.Artinya,jadilah
seorang pemuda yang unik.Karena dalam membangun bangsa yang unik ini,dibutuhkan
juga pemuda yang unik,unik dalam berpikir dan berprilaku.
5.
Dipercaya.Artinya,jadilah
seorang pemuda yang dapat dipercaya.Dipercaya untuk mengemban amanah membawa
perubahan untuk bangsa.
6.
Aktif.Artinya,jadilah
pemuda yang aktif. Aktif dalam berbagai kegiatan seperti dalam berbagai
kegiatan sosial.
“Bukankah seorang pemuda yang hebat adalah
pemuda yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam memperjuangkan kepentingan rakyat?”
SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA
Jumat, 19 Oktober 2012
Yes, 17 Oktober 2012
Alhamdulillah, 19 Tahun sudah gue terlahir di dunia ini. Ya, 19 tahun ! Bukan 16 atau 17 tahun ya (seperti yang kebanyakan orang mengira umur gue sekarang hahaha :p)
di Ulang Tahun gue yang ke 19 ini, yang bertepatan juga sama acara Simposium Hukum Nasional 2012 gue mau ngucapin makasih banyak buat :
- Allah Swt, atas anugerah dan karunia-Nya sampai saat ini.
- Orang Tua dan Keluarga atas seluruh perhatian dan kasih sayang selama ini
- Temen-temen SD, SMP, SMA, Kuliah dan semuanya yang udah ngucapin + ngasi doanya buat gue.
- Dan...... Special buat Ghozi, Egi, Harga, Pahmi, Mput, Athun, Asma, Muthi, Camila, Tita, Iffah yang udah ngeluangin waktu di hari Rabu sore jam 4 di Perpus Pusat buat ngasi birthday cake-nya. Makasih ya guys, gak bakalan lupa sama yg ini :)
Senin, 01 Oktober 2012
Nasihat Imam Syafi'i kepada Para Pengembara Ilmu
" Berangkatlah, niscaya engkau akan mendapatkan ganti dari semua yang engkau tinggalkan. Bersusah payahlah, sebab kenikmatan hidup diperoleh dengan kerja keras. Ketika air mengalir, ia akan menjadi jernih dan ketika berhenti ia akan menjadi keruh. Sebagaimana anak panah, jika tidak meninggalkan busurnya tak akan mengenai sasaran. Biji emas yang belym diolah sama dengan debu di tempatnya. "
Jumat, 24 Agustus 2012
Pahlawan dan Kemerdekaan
Bulan Agustus merupakan salah satu bulan yang dinanti-nantikan oleh segenap bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan pada bulan Agustus, tepatnya tanggal 17, bangsa Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan tiap tahunnya. Hari dimana segenap bangsa meluapkan sukacitanya, mengenang sejarah perjuangan bangsa dan memaknainya dengan upacara-upacara dan perlombaan di kampung-kampung.
Berbicara mengenai kemerdekaan, tidak afdhol rasanya kalau kita tidak berbicara pula mengenai pahlawan. Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, banyak sekali pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Mereka telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk melawan penjajah. Sebut saja Teuku Umar di Aceh, Tuanku Imam Bonjol di Padang, Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, Pangeran Antasari di Banjar, Sultan Hasanuddin di Makassar, Pattimura di Ambon dan ribuan bahkan jutaan pahlawan lagi yang tersebar di seluruh pelosok negeri.
Namun, pahlawan itu tidak hanya dimaknai secara sempit seperti halnya ulasan diatas. Seiring usia yang makin dewasa ini, perkembangan pemikiran kitapun juga tumbuh. Pahlawan-pahlawan dalam hidup kita terus menerus bermunculan dan tidak lagi hanya sebatas pahlawan nasional yang gugur di medan perang saja, namun juga apa yang disebut dengan "Pahlawan Masa Kini". Sebagai contoh, sejak awal kehidupan yang kita jalani, kita sudah diperkenalkan tentang makna kepahlawanan itu sendiri. Ketika kita menginjak masa sekolah, kita mulai berkenalan dengan sosok "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa", yaitu Bapak dan Ibu Guru kita. Dalam mengajar dan membimbing kita, mereka sejatinya tidak meminta imbalan apapun dari kita. Mereka telah mengajarkan kita bagaimana menulis dan membaca. Merekalah yang pada hakikatnya telah membebaskan kita dari belenggu kebodohan. Contoh lain adalah ketika kita mulai bersosialisasi dengan masyarakat, kita seringkali menjumpai makna pahlawan yang lain seperti seorang tetangga yang membantu kita ketika mengalami kesusahan. Dan masih banyak lagi contoh pahlawan masa kini yang terus menerus mengisi kehidupan kita.
Dalam menghadapi situasi dan kondisi yang serba global seperti sekarang ini, tentu saja kita berharap munculnya banyak pahlawan dalam segala bidang. Apakah itu pahlawan di bidang ekonomi, di bidang politik, ataupun di bidang-bidang lainnya. Dalam artian, bangsa Indonesia sedang membutuhkan banyak pahlawan, yaitu pahlawan yang mampu mewujudkan Indonesia yang aman,tenteram dan sejahtera. Kita mungkin bisa mencatat, bahwa tindakan terorisme masih menghantui negara kita, dalam hal ini Indonesia butuh pahlawan yang berani untuk menangkap pelakunya. Pun juga Indonesia saat ini masih digerayangi dengan tindakan korupsi para penguasa, dalam hal ini Indonesia butuh pahlawan yang berani untuk memberantas korupsi tersebut.
.....
Kepahlawanan ternyata tidak hanya berhenti sampai disana. Dalam mengisi kemerdekaanpun, kita dituntut untuk menjadi pahlawan. Bukankah arti pahlawan itu adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran? Bukankah makna pahlawan itu adalah orang yang gagah berani menentang kedzaliman penguasa? Bukankah hakikat kepahlawanan adalah sifat keperkasaan,kerelaan berkorban, dan kekesatriaan seseorang dalam memperjuangkan hak-haknya?
Oleh karenanya, setiap orang haruslah berjuang untuk menjadi pahlawan. Karena itu, momentum Hari Kemerdekaan yang diperingati di bulan Agustus ini marilah kita jadikan sebagai acuan untuk tidak hanya memperingati jasa-jasa pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan kita, namun juga kita jadikan sebagai momentum untuk bertanya pada diri kita bahwa : Apakah kita telah mempersiapkan diri kita untuk mengembangkan potensi diri di bidang masing-masing dalam mengisi kemerdekaan?
Semoga kita semua adalah bagian daripada orang-orang yang mempersiapkan diri menjadi pahlawan yang sesungguhnya, yakni Pahlawan yang mampu memberikan kontribusinya untuk bangsa.
Salam Kemerdekaan. Dirgahayu RI ke 67. Jayalah Negeriku, Jayalah Bangsaku !!!
Rabu, 25 Juli 2012
Menanti Pemimpin Baru Indonesia 2014
Tulisan ini terbit di Harian Seputar Indonesia Edisi 19 Januari 2013.
Masa
jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
sudah lebih dari separuh jalan. Itu artinya kurang lebih 1 tahun lagi,
proses pergantian kepemimpinan eksekutif di negara kita akan segera berlangsung
melalui Pemilihan Presiden (Pilpres). Pilpres tahun 2014 mendatang akan menjadi
Pilpres ketiga sepanjang sejarah reformasi di negara kita.
Yang
menarik ditunggu dari Pilpres 2014 mendatang adalah akan munculnya pemimpin
baru Indonesia. Hal ini dikarenakan, SBY yang saat ini menjabat sebagai
Presiden tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai Presiden 2014. SBY terbentur
dengan aturan konstitusi kita yang menyebutkan bahwa seorang Presiden tidak
dapat mencalonkan diri lagi setelah melalui 2 (dua) periode kepemimpinan. Oleh
karena itu, dapat dipastikan bahwa Presiden Indonesia 2014 adalah wajah
baru.
Oleh
karenanya, tidak bisa dipungkiri, bahwa tahun 2013 ini akan menjadi tahun
dimana akan banyak bermunculan tokoh-tokoh, baik dikenal luas ataupun tidak
oleh masyarakat, untuk mendeklarasikan dirinya sebagai calon Presiden RI 2014. Akhir-akhir ini, sudah mulai
bermunculan tokoh-tokoh yang mendeklarasikan dirinya sebagai Capres 2014,
seperti Aburizal Bakrie, Rhoma Irama, dan sederet nama lainnya. Menarik untuk
ditunggu bagaimana kemudian para calon Presiden yang sudah mendeklarasikan
dirinya ini ataupun yang nantinya akan mendeklarasikan dirinya, dalam melakukan
aktivitas politiknya di Tahun 2013 ini. Sudah barang pasti, tahun 2013 ini,
mereka akan mulai menjual sederet program yang pro rakyat dan tentu saja : Menjanjikan Perubahan !
Tapi
diluar semua itu, ada 2 (dua) hal yang
patut diperhatikan menyambut tahun 2013 ini.
Pertama
adalah bagaimana mekanisme partai-partai politik yang ada dalam menjaring Calon
Presiden yang akan mereka usung. Saat ini,
sangat disayangkan bahwa masih banyak Parpol yang terjebak dalam “kerajaan
elit” sehingga partai hanya dikuasai oleh sebagian kalangan saja yakni kalangan
elit partai. Hal ini mengakibatkan calon-calon presiden yang ada hanya
didasarkan pada apakah dia seorang elit partai atau tidak. Padahal,
kepemimpinan nasional membutuhkan seorang Presiden yang berkualitas dan mampu
menjalankan roda pemerintahan dengan integritas dan profesionalitas yang
tinggi. Bukan tidak mungkin, calon presiden yang terbaik bisa saja berasal dari
luar kalangan elit partai. Oleh karenanya, sebelum benar-benar memasuki tahun
2014, tahun 2013 ini merupakan suatu momentum yang sangat tepat bagi
partai-partai politik untuk melakukan pembenahan pada sistem penentuan Capres
yang akan diusung agar pada akhirnya nanti dapat terjaring calon-calon Presiden
RI yang berkualitas.
Kedua
adalah pesan terhadap seluruh bangsa Indonesia. Tahun 2013 ini haruslah kita
jadikan momentum untuk mulai melihat kapabilitas
para Capres. Marilah mulai hari ini, kita mencoba untuk melihat track
record para capres tersebut, agar jangan sampai pada saat Pilpres 2014, kita
menjadi pemilih yang asal pilih, tanpa
mempertimbangkan kualitas dan track
record para calon.
Semoga
tahun 2013 ini menjadi tangga awal yang baik bagi parpol, masyarakat dan capres
itu sendiri dalam menghadapi tahun politik, 2014. Selamat Menanti !
Minggu, 08 Juli 2012
Sosialisasi Pilkada DKI Anti Politik Uang
Hari
ini Kastrat BEM FHUI dengan BEM UI dan beberapa BEM Fakultas mengadakan
"Sosialisasi Pilkada DKI Anti Politik Uang" di RW 12 Kelurahan
Manggarai Jakarta Selatan. Anak-anak bem FHUI yang berkesempatan ikut
acara ini ada Bang Ali (Ketua BEM), Bang
Alldo (Wa.Ka.BEM) , Mba Lita (Korbid Sospol) , Bang Rozi (Kadep.Kastrat) dan 3
orang Staf Kastrat : Gue, Gery dan Muthi. Total yang ikut acara ini jumlahnya
18 orang. Lumayan banyak lah .... Awalnya aktivitas ini dijarkomin kumpul
di Stasiun UI jam 8 lalu kemudian berangkat bareng-bareng. Tapi karena satu dan
lain hal, kami berangkat dari Stasiun UI tepat pukul 10 (telatnya parah, hehe).
Acara
ini merupakan bentuk partisipasi Mahasiswa UI dalam melakukan Sosialisasi
Pilkada DKI kepada masyarakat Jakarta. Apa yang kami sampaikan? Sederhana saja,
dan bahkan tidak banyak yang kami ingin sampaikan, tapi kalau boleh saya
ringkas,ada 3 poin penting yang menjadi tujuan kami, yaitu :
1.
Mengingatkan kepada warga untuk menggunakan Hak Pilihnya dan datang ke TPS.
2.
Mengingatkan kepada warga untuk datang di hari Rabu 11 Juli 2012, pukul
07.00-13.00 di TPS terdekat
3.
dan Mengingatkan kepada warga agar jangan sampai terjadi politik uang dalam
Pilkada DKI.
Oke,
perjalanan 30 menit kereta membawa kami sampai di Stasiun Manggarai. Setelah
itu, kamipun beranjak langsung menuju ke Kantor RW 12 untuk briefing awal acara
dengan Perwakilan RW. Jaraknya dengan St. Manggarai ya kurang lebih 1 km lah.
Briefingpun dimulai. Menurut Pak RW, ada beberapa kendala yang dihadapi, satu
diantaranya adalah adanya salah satu RT yang tidak mengizinkan mahasiswa
melakukan sosialisasi, karena mengingat hari ini adalah "Hari Tenang"
, yaitu hari dimana tidak boleh ada satupun acara yang ada hubungannya dengan
Pilkada. Namun, pihak mahasiswa berdalih bahwa acara ini bukanlah bagian dari
kampanya salah satu calon, tetapi bagian dari partisipasi mahasiswa untuk
mensosialisasikan acara Pilkada DKI. Bahkan, bisa jadi acara ini membantu
meringankan pihak kelurahan dalam pelaksanaan sosialisasi acara. Setelah lama
bernegosiasi, maka akhirnya diputuskanlah untuk tetap melanjutkan acara, sesuai
dengan izin Pihak RW juga.
Semangat
dan Ceria ! 2 kata itu yang menggambarkan pasukan mahasiswa UI dalam
sosialisasi ini. Karena di wilayah RW 12 ini ada 10 RT, maka dimulailah dengan
pembagian kelompok. . Saya kebetulan ada di Kelompok 1 bersama dengan 5 orang
lainnya. Kamipun berpencar sesuai kelompok masing-masing. Kamipun menghampiri
warga ataupun kerumunan warga. Kami menjelaskan tentang Pilkada DKI sesuai
dengan tujuan awal kita, namun diawali dengan berbincang soal keluhan maupun
aspirasi warga yang tak tersampaikan selama ini. Warga terlihat antusias
menyampaikan keluh kesahnya maupun harapan-harapannya untuk gubernur terpilih.
Sebagian besar keinginan mereka adalah adanya sekolah dan pelayanan kesehatan
Gratis. Karena bagi mereka 2 hal itulah yang sangat penting untuk menjami
keberlangsungan hidup. Selain itu, jelas tentang kemacetan dan kemiskinan warga
ibukota menjadi topik hangat perbincangan kami dengan warga Manggarai.
Tepat
pukul 12 lewat, karena sudah seluruh bagian RW 12 telah terjamah oleh kami,
kamipun memutuskan untuk berhenti sosialisasi dan kumpul kembali di Kantor RW
sembari melakukan Shalat Dhuhur dan dilanjutkan dengan briefing akhir plus pamitan.
Intinya,
acara sosialisasi ini mungkin tidak mencakup wilayah yang luas, hanya sebagian
kecil dari wilayah DKI Jakarta. Namun, paling tidak, ini menunjukkan bahwa
mahasiswa tidak hanya mampu melakukan diskusi publik, seminar, dan lain-lain,
tapi juga turun langsung melakukan kegiatan kongkrit di lapangan. Semoga
sosialisasi ini bermanfaat untuk Jakarta yang lebih baik. Karena Jakarta butuh pemimpin yang solutif dan merakyat. #UIuntukJakarta.
Salam
Mahasiswa !
Jumat, 06 Juli 2012
Do'a Kita Tidak Diterima? Tanya Kenapa?
Suatu hari, seorang Ulama besar di Kota Bashrah, bernama Ibrahim bin Adam berjalan di sekitar pasar kota tempat tinggalnya. Setelah lama mengelilingi pasar tersebut, sampailah beliau pada suatu kerumunan dimana kerumunan itu terdapat banyak sekali penduduk yang sedih, gelisah dan wajahnya penuh dengan tanda tanya.
Seketika itu, Ibrahim bin Adam pun mendekati kerumunan itu dan angkat bicara. "Ada apa gerangan kalian terlihat sedih dan gelisah?."kata Ibrahim bin Adam. "Yaa Abu Ishak (panggilan penduduk terhadap Ibrahim bin Adam), saat ini kami tengah dilanda kesusahan, kelaparan dan banyak masalah lainnya. Kenapa ketika kami berdo'a kepada Allah Swt, do'a kami tidak dikabulkan? Padahal Allah Swt, berfirman di dalam Al-Qur'an Surah Al-Mu'min ayat 60 yang artinya : Berdoalah kepada-Ku, maka niscaya akan Aku perkenankan (kabulkan). Bagaimana itu bisa terjadi Yaa Abu Ishak?"timpal salah seorang penduduk.
Mendengar pertanyaan itu, Ibrahim bin Adam kemudian menjelaskan kepada penduduk tentang apa yang menyebabkan do'a tidak dikabulkan oleh Allah Swt. Menurut Ibrahim bin Adam, do'a tidak dikabulkan dikarenakan hati manusia sudah "mati". Mati dalam artian sudah tidak ada lagi keterikatan dan hubungan yang kuat antara hati manusia dengan Allah Swt, Sang Pencipta. Apa sesungguhnya yang menyebabkan hati manusia mati dan kemudian do'apun tidak dikabulkan? Menurut Ibrahim bin Adam, ada 5 perkara yang menyebabkan hal tersebut :
1. Kita mengakui keesaan Allah, namun kita tidak memenuhi hak-hak Allah untuk disembah.
2. Kita rajin membaca Al-Quran, namun sifat dan prilaku kita belum mencerminkan apa yang ada dalam Al-
Quran.
3. Kita cinta kepada Nabi Muhammad Saw, namun kita meninggalakan pola prilaku & sunnah-sunnah Beliau
4. Kita selalu menyatakan bahwa kita ingin masuk surga, namun prilaku dan keseharian kita justru
bertentangan dengan keinginan itu.
5. Kita selalu menyatakan bahwa kita ingin terhindar dari api neraka, namun kita sendiri mencampakkan diri
kita sendiri kedalamnya.
5 Hal inilah yang menurut Ibrahim bin Adam adalah penyebab utama mengapa hati kita dikunci oleh Allah Swt, dan kemudian mengakibatkan do'a kita tidak diterima oleh Allah Swt. Semoga bermanfaat :)
sumber: Khutbah Jumat di salah satu Masjid (6 Juli 2012)
Langganan:
Postingan (Atom)