Rabu, 25 Juli 2012

Menanti Pemimpin Baru Indonesia 2014





Tulisan ini terbit di Harian Seputar Indonesia Edisi 19 Januari 2013. 


Masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  sudah lebih dari separuh jalan. Itu artinya kurang lebih 1 tahun lagi, proses pergantian kepemimpinan eksekutif di negara kita akan segera berlangsung melalui Pemilihan Presiden (Pilpres). Pilpres tahun 2014 mendatang akan menjadi Pilpres ketiga sepanjang sejarah reformasi di negara kita.

Yang menarik ditunggu dari Pilpres 2014 mendatang adalah akan munculnya pemimpin baru Indonesia. Hal ini dikarenakan, SBY yang saat ini menjabat sebagai Presiden tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai Presiden 2014. SBY terbentur dengan aturan konstitusi kita yang menyebutkan bahwa seorang Presiden tidak dapat mencalonkan diri lagi setelah melalui 2 (dua) periode kepemimpinan. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa Presiden Indonesia 2014 adalah wajah baru. 

Oleh karenanya, tidak bisa dipungkiri, bahwa tahun 2013 ini akan menjadi tahun dimana akan banyak bermunculan tokoh-tokoh, baik dikenal luas ataupun tidak oleh masyarakat, untuk mendeklarasikan dirinya sebagai calon Presiden RI  2014. Akhir-akhir ini, sudah mulai bermunculan tokoh-tokoh yang mendeklarasikan dirinya sebagai Capres 2014, seperti Aburizal Bakrie, Rhoma Irama, dan sederet nama lainnya. Menarik untuk ditunggu bagaimana kemudian para calon Presiden yang sudah mendeklarasikan dirinya ini ataupun yang nantinya akan mendeklarasikan dirinya, dalam melakukan aktivitas politiknya di Tahun 2013 ini. Sudah barang pasti, tahun 2013 ini, mereka akan mulai menjual sederet program yang pro rakyat dan tentu saja : Menjanjikan Perubahan !

Tapi diluar semua itu, ada 2 (dua)  hal yang patut diperhatikan menyambut tahun 2013 ini.
Pertama adalah bagaimana mekanisme partai-partai politik yang ada dalam menjaring Calon Presiden yang akan mereka usung. Saat ini,  sangat disayangkan bahwa masih banyak Parpol yang terjebak dalam “kerajaan elit” sehingga partai hanya dikuasai oleh sebagian kalangan saja yakni kalangan elit partai. Hal ini mengakibatkan calon-calon presiden yang ada hanya didasarkan pada apakah dia seorang elit partai atau tidak. Padahal, kepemimpinan nasional membutuhkan seorang Presiden yang berkualitas dan mampu menjalankan roda pemerintahan dengan integritas dan profesionalitas yang tinggi. Bukan tidak mungkin, calon presiden yang terbaik bisa saja berasal dari luar kalangan elit partai. Oleh karenanya, sebelum benar-benar memasuki tahun 2014, tahun 2013 ini merupakan suatu momentum yang sangat tepat bagi partai-partai politik untuk melakukan pembenahan pada sistem penentuan Capres yang akan diusung agar pada akhirnya nanti dapat terjaring calon-calon Presiden RI yang berkualitas.

Kedua adalah pesan terhadap seluruh bangsa Indonesia. Tahun 2013 ini haruslah kita jadikan momentum untuk mulai melihat kapabilitas para Capres. Marilah mulai hari ini, kita mencoba untuk melihat track record para capres tersebut, agar jangan sampai pada saat Pilpres 2014, kita menjadi pemilih yang asal pilih, tanpa mempertimbangkan kualitas dan track record para calon.

Semoga tahun 2013 ini menjadi tangga awal yang baik bagi parpol, masyarakat dan capres itu sendiri dalam menghadapi tahun politik, 2014. Selamat Menanti !



Minggu, 08 Juli 2012

Sosialisasi Pilkada DKI Anti Politik Uang


Hari ini Kastrat BEM FHUI dengan BEM UI dan beberapa BEM Fakultas mengadakan "Sosialisasi Pilkada DKI Anti Politik Uang" di RW 12 Kelurahan Manggarai Jakarta Selatan. Anak-anak bem FHUI yang berkesempatan ikut acara ini ada Bang Ali (Ketua BEM), Bang Alldo (Wa.Ka.BEM) , Mba Lita (Korbid Sospol) , Bang Rozi (Kadep.Kastrat) dan 3 orang Staf Kastrat : Gue, Gery dan Muthi. Total yang ikut acara ini jumlahnya 18 orang. Lumayan banyak lah .... Awalnya aktivitas ini dijarkomin kumpul di Stasiun UI jam 8 lalu kemudian berangkat bareng-bareng. Tapi karena satu dan lain hal, kami berangkat dari Stasiun UI tepat pukul 10 (telatnya parah, hehe).

Acara ini merupakan bentuk partisipasi Mahasiswa UI dalam melakukan Sosialisasi Pilkada DKI kepada masyarakat Jakarta. Apa yang kami sampaikan? Sederhana saja, dan bahkan tidak banyak yang kami ingin sampaikan, tapi kalau boleh saya ringkas,ada 3 poin penting yang menjadi tujuan kami, yaitu :
1. Mengingatkan kepada warga untuk menggunakan Hak Pilihnya dan datang ke TPS.
2. Mengingatkan kepada warga untuk datang di hari Rabu 11 Juli 2012, pukul 07.00-13.00 di TPS terdekat
3. dan Mengingatkan kepada warga agar jangan sampai terjadi politik uang dalam Pilkada  DKI.

Oke, perjalanan 30 menit kereta membawa kami sampai di Stasiun Manggarai. Setelah itu, kamipun beranjak langsung menuju ke Kantor RW 12 untuk briefing awal acara dengan Perwakilan RW. Jaraknya dengan St. Manggarai ya kurang lebih 1 km lah. Briefingpun dimulai. Menurut Pak RW, ada beberapa kendala yang dihadapi, satu diantaranya adalah adanya salah satu RT yang tidak mengizinkan mahasiswa melakukan sosialisasi, karena mengingat hari ini adalah "Hari Tenang" , yaitu hari dimana tidak boleh ada satupun acara yang ada hubungannya dengan Pilkada. Namun, pihak mahasiswa berdalih bahwa acara ini bukanlah bagian dari kampanya salah satu calon, tetapi bagian dari partisipasi mahasiswa untuk mensosialisasikan acara Pilkada DKI. Bahkan, bisa jadi acara ini membantu meringankan pihak kelurahan dalam pelaksanaan sosialisasi acara. Setelah lama bernegosiasi, maka akhirnya diputuskanlah untuk tetap melanjutkan acara, sesuai dengan izin Pihak RW juga.

Semangat dan Ceria ! 2 kata itu yang menggambarkan pasukan mahasiswa UI dalam sosialisasi ini. Karena di wilayah RW 12 ini ada 10 RT, maka dimulailah dengan pembagian kelompok. . Saya kebetulan ada di Kelompok 1 bersama dengan 5 orang lainnya. Kamipun berpencar sesuai kelompok masing-masing. Kamipun menghampiri warga ataupun kerumunan warga. Kami menjelaskan tentang Pilkada DKI sesuai dengan tujuan awal kita, namun diawali dengan berbincang soal keluhan maupun aspirasi warga yang tak tersampaikan selama ini. Warga terlihat antusias menyampaikan keluh kesahnya maupun harapan-harapannya untuk gubernur terpilih. Sebagian besar keinginan mereka adalah adanya sekolah dan pelayanan kesehatan Gratis. Karena bagi mereka 2 hal itulah yang sangat penting untuk menjami keberlangsungan hidup. Selain itu, jelas tentang kemacetan dan kemiskinan warga ibukota menjadi topik hangat perbincangan kami dengan warga Manggarai.

Tepat pukul 12 lewat, karena sudah seluruh bagian RW 12 telah terjamah oleh kami, kamipun memutuskan untuk berhenti sosialisasi dan kumpul kembali di Kantor RW sembari melakukan Shalat Dhuhur dan dilanjutkan dengan briefing akhir plus pamitan.

Intinya, acara sosialisasi ini mungkin tidak mencakup wilayah yang luas, hanya sebagian kecil dari wilayah DKI Jakarta. Namun, paling tidak, ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya mampu melakukan diskusi publik, seminar, dan lain-lain, tapi juga turun langsung melakukan kegiatan kongkrit di lapangan. Semoga sosialisasi ini bermanfaat untuk Jakarta yang lebih baik. Karena Jakarta butuh pemimpin yang solutif dan merakyat.  #UIuntukJakarta.

Salam Mahasiswa !

Jumat, 06 Juli 2012

Do'a Kita Tidak Diterima? Tanya Kenapa?

Suatu hari, seorang Ulama besar di Kota Bashrah, bernama Ibrahim bin Adam berjalan di sekitar pasar kota tempat tinggalnya. Setelah lama mengelilingi pasar tersebut, sampailah beliau pada suatu kerumunan dimana kerumunan itu terdapat banyak sekali penduduk yang sedih, gelisah dan wajahnya penuh dengan tanda tanya. 

Seketika itu, Ibrahim bin Adam pun mendekati kerumunan itu dan angkat bicara. "Ada apa gerangan kalian terlihat sedih dan gelisah?."kata Ibrahim bin Adam. "Yaa Abu Ishak (panggilan penduduk terhadap Ibrahim bin Adam), saat ini kami tengah dilanda kesusahan, kelaparan dan banyak masalah lainnya. Kenapa ketika kami berdo'a kepada Allah Swt, do'a kami tidak dikabulkan? Padahal Allah Swt, berfirman di dalam Al-Qur'an Surah Al-Mu'min ayat 60 yang artinya : Berdoalah kepada-Ku, maka niscaya akan Aku perkenankan (kabulkan). Bagaimana itu bisa terjadi Yaa Abu Ishak?"timpal salah seorang penduduk.



Mendengar pertanyaan itu, Ibrahim bin Adam kemudian menjelaskan kepada penduduk tentang apa yang menyebabkan do'a tidak dikabulkan oleh Allah Swt. Menurut Ibrahim bin Adam, do'a tidak dikabulkan dikarenakan hati manusia sudah "mati". Mati dalam artian sudah tidak ada lagi keterikatan dan hubungan yang kuat antara hati manusia dengan Allah Swt, Sang Pencipta. Apa sesungguhnya yang menyebabkan hati manusia mati dan kemudian do'apun tidak dikabulkan? Menurut Ibrahim bin Adam, ada 5 perkara yang menyebabkan hal tersebut :

1. Kita mengakui keesaan Allah, namun kita tidak memenuhi hak-hak Allah untuk disembah.
2. Kita rajin membaca Al-Quran, namun sifat dan prilaku kita belum mencerminkan apa yang ada dalam Al-
    Quran. 
3. Kita cinta kepada Nabi Muhammad Saw, namun kita meninggalakan pola prilaku & sunnah-sunnah Beliau
4. Kita selalu menyatakan bahwa kita ingin masuk surga, namun prilaku dan keseharian kita justru 
    bertentangan dengan keinginan itu. 
5. Kita selalu menyatakan bahwa kita ingin terhindar dari api neraka, namun kita sendiri mencampakkan diri 
    kita sendiri kedalamnya.

5 Hal inilah yang menurut Ibrahim bin Adam adalah penyebab utama mengapa hati kita dikunci oleh Allah Swt, dan kemudian mengakibatkan do'a kita tidak diterima oleh Allah Swt. Semoga bermanfaat :)

sumber: Khutbah Jumat di salah satu Masjid (6 Juli 2012)