Tulisan ini terbit di Harian Seputar Indonesia Edisi 19 Januari 2013.
Masa
jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
sudah lebih dari separuh jalan. Itu artinya kurang lebih 1 tahun lagi,
proses pergantian kepemimpinan eksekutif di negara kita akan segera berlangsung
melalui Pemilihan Presiden (Pilpres). Pilpres tahun 2014 mendatang akan menjadi
Pilpres ketiga sepanjang sejarah reformasi di negara kita.
Yang
menarik ditunggu dari Pilpres 2014 mendatang adalah akan munculnya pemimpin
baru Indonesia. Hal ini dikarenakan, SBY yang saat ini menjabat sebagai
Presiden tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai Presiden 2014. SBY terbentur
dengan aturan konstitusi kita yang menyebutkan bahwa seorang Presiden tidak
dapat mencalonkan diri lagi setelah melalui 2 (dua) periode kepemimpinan. Oleh
karena itu, dapat dipastikan bahwa Presiden Indonesia 2014 adalah wajah
baru.
Oleh
karenanya, tidak bisa dipungkiri, bahwa tahun 2013 ini akan menjadi tahun
dimana akan banyak bermunculan tokoh-tokoh, baik dikenal luas ataupun tidak
oleh masyarakat, untuk mendeklarasikan dirinya sebagai calon Presiden RI 2014. Akhir-akhir ini, sudah mulai
bermunculan tokoh-tokoh yang mendeklarasikan dirinya sebagai Capres 2014,
seperti Aburizal Bakrie, Rhoma Irama, dan sederet nama lainnya. Menarik untuk
ditunggu bagaimana kemudian para calon Presiden yang sudah mendeklarasikan
dirinya ini ataupun yang nantinya akan mendeklarasikan dirinya, dalam melakukan
aktivitas politiknya di Tahun 2013 ini. Sudah barang pasti, tahun 2013 ini,
mereka akan mulai menjual sederet program yang pro rakyat dan tentu saja : Menjanjikan Perubahan !
Tapi
diluar semua itu, ada 2 (dua) hal yang
patut diperhatikan menyambut tahun 2013 ini.
Pertama
adalah bagaimana mekanisme partai-partai politik yang ada dalam menjaring Calon
Presiden yang akan mereka usung. Saat ini,
sangat disayangkan bahwa masih banyak Parpol yang terjebak dalam “kerajaan
elit” sehingga partai hanya dikuasai oleh sebagian kalangan saja yakni kalangan
elit partai. Hal ini mengakibatkan calon-calon presiden yang ada hanya
didasarkan pada apakah dia seorang elit partai atau tidak. Padahal,
kepemimpinan nasional membutuhkan seorang Presiden yang berkualitas dan mampu
menjalankan roda pemerintahan dengan integritas dan profesionalitas yang
tinggi. Bukan tidak mungkin, calon presiden yang terbaik bisa saja berasal dari
luar kalangan elit partai. Oleh karenanya, sebelum benar-benar memasuki tahun
2014, tahun 2013 ini merupakan suatu momentum yang sangat tepat bagi
partai-partai politik untuk melakukan pembenahan pada sistem penentuan Capres
yang akan diusung agar pada akhirnya nanti dapat terjaring calon-calon Presiden
RI yang berkualitas.
Kedua
adalah pesan terhadap seluruh bangsa Indonesia. Tahun 2013 ini haruslah kita
jadikan momentum untuk mulai melihat kapabilitas
para Capres. Marilah mulai hari ini, kita mencoba untuk melihat track
record para capres tersebut, agar jangan sampai pada saat Pilpres 2014, kita
menjadi pemilih yang asal pilih, tanpa
mempertimbangkan kualitas dan track
record para calon.
Semoga
tahun 2013 ini menjadi tangga awal yang baik bagi parpol, masyarakat dan capres
itu sendiri dalam menghadapi tahun politik, 2014. Selamat Menanti !