Silahkan para pembaca yang budiman untuk menafsirkan sendiri makna dari judul postingan ini. Malam ini gue cuma mau bilang bahwa gue terkesima akan "sesuatu". Sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Sesuatu yang mungkin entah suatu kebetulan atau bagaimana gue menemukannya. Sesuatu yang membuat gue harus berpikir lebih serius lagi, berpikir lebih jernih lagi. Semoga Allah Merahmati dan Memberkahi....
Every Cloud Has a Silver Lining
"Karena bersama kesulitan akan selalu ada kemudahan..."
Jumat, 05 April 2013
Jumat, 29 Maret 2013
Sebuah Kisah
Sebuah kisah
Ketika aku sedang bermimpi
meranah daratan,jelajahi puncak dunia
membelah lautan,mengarungi samudera
sebuah mimpi
yang kuhantarkan saat ini
bagi ku, dan bagi angkatanku
Sebuah kisah
Yang terjadi begitu rupa
oleh angan yang selama ini ku cari
Cinta
tentang arti dan keindahannya
. . .
Malam yang indah
Saat anganku berlabuh disebuah pantai
mengusap keringat sehabis perjalanan yang melelahkan
Malam yang indah
saat aku memandang lautan
mencari kebahagiaan yang selama ini aku cari
Aku berbaring,
Aku coba menikmati saat saat ini
Seperti sesuatu yang sangat indah
Dan tidak ingin kulepaskan hingga mimpi ini
berakhir.
Hembusan angin malam
Hamparan pasir
Sapaan lembut sang purnama
Lambaian tumbuhan pesisir
Kicau burung
Deru ombak
Awan putih
Langit biru
Ini cinta yang sesungguhnya
Cinta itu menceritakan sesuatu
Cinta itu membuat kita merasakannya
Cinta itu sebuah harmoni
Cinta itu perpaduan keindahan
FHUI 2011
Ini bukan puisi jalanan
Bukan pula sebatas bacaan penghantar
Hanya sepenggal cerita bebaju harapan
sedikit sentilan berbalut syair
Untuk menyadari
Bahwa kita adalah sebuah potret cinta
Yang diukir dalam sebuah bingkai
Bagaimana mungkin
Sekelompok pepohonan,sekelompok burung,sekelompok
awan dan sekelompok yang lain
Dapat memperlihatkan sebuah keindahan?
"Kecuali hanya bila mereka bersatu."
"Kecuali hanya bila mereka bersatu."
Makrab ini, adalah momentum buat kita
Menyadari akan potret cinta yang selama ini kita jalin
Biarpun raga dan fisik nantinya akan berpisah
Tapi biarlah hati dan jiwa kita terus menyatu, selamanya..........
Sebuah kisah.
created by : W & A.
Disampaikan dalam Makrab Angkatan FHUI 2011 , 15-17 Maret 2013 di Villa Krakatau Surf, Anyer.
Rabu, 20 Februari 2013
Poligami Politik Pak Presiden
Oleh : Andi Aulia Rahman (Mahasiswa FHUI Angkatan 2011)
Status “gawat darurat” Partai Demokrat menghiasi media
beberapa minggu terakhir ini. Berdasar kepada menurunnya elektabilitas Partai
Penguasa ini, Majelis Tinggi Partai Demokrat akhirnya mengeluarkan 8 langkah
penyelamatan partai. Singkatnya, langkah tersebut adalah dengan pengambilalihan
kepemimpinan partai yang selama ini dipegang oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
yang dikomandoi oleh Ketua Umum Anas Urbaningrum kepada Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Namun, langkah penyelamatan tersebut mengundang reaksi yang
sangat keras dari berbagai kalangan, baik itu para pengamat politik, politisi
bahkan dari masyarakat luas. Reaksi tersebut bukan karena adanya langkah
penyelamatan Partai Demokrat yang dilakukan oleh Majelis Tingginya, melainkan
reaksi yang dimaksud adalah dikarenakan langkah penyelamatan tersebut
dikomandoi oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Majelis Tinggi
yang juga merupakan Presiden RI. Presiden kita.
Ujung-ujungnya rakyat juga yang kena imbasnya. Rakyat kini
menjadi cemas dan bertanya-tanya : Bagaimana kemudian prioritas kinerja seorang
SBY yang disatu sisi memegang kendali Majelis Tinggi dan di sisi lainnya
sebagai Presiden RI hasil pilihan rakyat? Akankah SBY masih memikirkan
rakyatnya ditengah berbagai persoalan politik,ekonomi,sosial budaya yang
menghantam? Tentu saja, secara logis dapat dikatakan bahwa dengan turun
langsungnya SBY mengurusi internal Partai Demokrat ini akan secara langsung
mengganggu kinerjanya di Pemerintahan dan pada akhirnya, tingkat kepuasan
rakyat kepada Pemerintah akan semakin menurun. Padahal, pemerintahan SBY tidak
lama lagi akan berakhir, yakni kurang lebih sekitar 20 bulan lagi
Turun langsungnya SBY dalam mengurusi internal Partai
Demokrat ini juga berimbas kepada turunnya kepercayaan publik kepada pemerintahan
SBY. Pasalnya, beberapa bulan sebelum adanya keputusan pengambil alihan Partai
Demokrat ini, SBY berpesan kepada para
menterinya yang nota bene adalah orang partai,
bahkan beberapa diantaranya adalah Ketua Umum Partai, untuk lebih fokus pada
kinerjanya sebagai menteri. Pernyataan
ini jelas sangat kontradiktif. Oleh karena itu, dampak yang juga akan muncul
adalah adanya suri teladan yang negatif kepada para menteri. Pemimpin
kabinetnya saja begitu. Ya begitulah kira-kira anggapan sang menteri. Tak mengherankan
pula, jika dalam Survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survey Indonesia (LSI) ,
dijelaskan bahwa 57,78 persen publik yang tidak puas dengan kinerja
menteri-menteri di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II hingga saat ini.
Atas fenomena ini, saya mendukung pendapat banyak pihak yang
menganggap fenomena ini adalah bagian daripada “poligami politik” yang
dilakukan oleh SBY. Layaknya seorang lelaki yang berpoligami, maka lelaki itu
dituntut untuk berlaku adil dan membagi cintanya terhadap kedua isterinya.
Tapi, bagi saya poligami itu tidak baik, susah untuk berlaku adil, dan pada
akhirnya akan ada satu yang dikorbankan. Dan oleh karenanya, menurut saya,
problematika ini akan dapat diselesaikan dengan cara SBY haruslah fokus memilih
satu diantara dua tugas berat ini. Kalaupun pada akhirnya harus memilih untuk
fokus mengurusi internal Partai, SBY harus melakukan cuti dari jabatannya
sebagai Presiden. Mekanisme cuti ini dapat dilihat dari kasus yang terjadi di
beberapa negara yakni Presiden Ekuador yang cuti karena fokus kampanye partai
ataupun Obama yang pernah cuti untuk liburan.
Akan tetapi, sebagai negarawan, tentu rakyat sangat
menyarankan agar SBY tidak memilih hal diatas (mengurusi partai) melainkan
lebih memilih untuk fokus pada kinerjanya sebagai seorang Presiden. Tidak bisa dpungkiri bahwa Indonesia saat ini
membutuhkan kinerja pemerintahan yang lebih fokus dalam mengurusi rakyat dan
salah satu caranya adalah kepemimpinan yang kuat melalui komando seorang
Presiden.
Sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan yang sedang
mengemban amanah besar dari rakyat, tentu saja SBY sudah selayaknya memfokuskan
diri untuk mengurusi kepentingan rakyat. Bukankah sejatinya, setelah seseorang diangkat menjadi Presiden , maka seketika itulah amanah untuk
membangun bangsa ini melalui kinerja yang maksimal diembannya?
Semoga SBY lekas sembuh dari “poligami politik” ini.
sumber gambar : www.google.com
Rabu, 06 Februari 2013
Pidato Perpisahan di Wisuda SMAN 28 Jakarta - 2011
Kawan, sedikit mau share rekaman pidato sewaktu mewakili angkatan 2011 dalam Wisuda Perpisahan SMAN 28 Jakarta Tahun 2011 :) Yeah, almost 2 years ago
#Part1
#Part2
Sebagian foto kenangan selama di 28 :
Keluarga OSIS MPK SMAN 28 Jakarta Periode 2009-2010 "Pratiksa"
Keluarga Pratiksa :D hahaha
Tetris ! Ten Three in Style (Kelas X.3)
Alhamdulillah, dpt Juara 1 Lomba Pengetahuan Hukum Antar Pelajar :)
Keluarga IPS 28-2011
Hahaha, ini H-1 Bulan Ujian Nasional 2011
Alhamdulillah, Juara III Lomba Cerdas Cermat MPR-RI (@ TVRI)
Diskusi tentang "Pengelolaan Sampah" , di TVRI
Tim Mini Soccer 28
THIS!!!! ROHIS AL-FATIH 2011
Senin, 04 Februari 2013
Nothing's Gonna Change My Love For You
If I had to live my life without you near me
The days would all be empty
The nights would seem so long
With you I see forever oh so clearly
I might have been in love before
But it never felt this strong
Our dreams are young and we both know
They'll take us where we want to go
Hold me now
Touch me now
I don't want to live without you
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you
If the road ahead is not so easy
Our love will lead the way for us
Like a guiding star
I'll be there for you if you should need me
You don't have to change a thing
I love you just the way you are
So come with me and share the view
I'll help you see forever too
Hold me now
Touch me now
I don't want to live without you
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
The days would all be empty
The nights would seem so long
With you I see forever oh so clearly
I might have been in love before
But it never felt this strong
Our dreams are young and we both know
They'll take us where we want to go
Hold me now
Touch me now
I don't want to live without you
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you
If the road ahead is not so easy
Our love will lead the way for us
Like a guiding star
I'll be there for you if you should need me
You don't have to change a thing
I love you just the way you are
So come with me and share the view
I'll help you see forever too
Hold me now
Touch me now
I don't want to live without you
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Selasa, 22 Januari 2013
Buah dari Kebaikan Hati : "Jodoh yang Baik"
Sedikit akan berbagi sebuah kisah inspiratif dari seorang
pemuda bernama Said bin Ibrahim.
Pada suatu ketika Said bin Ibrahim berjalan di sebuah
perkampungan dan menemukan sebuah Jambu yang baru saja jatuh dari pohonnya.
Seketika itu, Said bin Ibrahim pun memakan buah jambu itu sampai setengahnya.
Setelah buah jambu itu tersisa setengahnya, Said bin Ibrahim pun tersadar bahwa
yang dimakan itu adalah bukan miliknya. Seketika itu, Said bin Ibrahim merasa
bersalah karena telah memakan sesuatu yang bukan haknya (miliknya).
Merasa telah memakan buah jambu yang bukan miliknya itu, Said
bin Ibrahim pun berusaha menemui pemilik pohon jambu tersebut. Tak berapa lama
kemudian, pemilik pohon jambu itu berhasil ditemui. Said bin Ibrahim pun
mengajukan permohonan maaf kepada sang pemilik dan meminta untuk dihalalkan
buah jambu yang telah masuk kedalam perutnya.
Sang pemilik, tidak serta merta mengabulkan permohonan maaf Said
bin Ibrahim. Pun juga tidak serta merta menghalalkan setengah buah jambu yang
telah masuk ke dalam perut Said bin Ibrahim. Sang pemilik bersedia memberi maaf
dan menghalalkan buah jambu itu dengan satu persyaratan yaitu : Said bin
Ibrahim harus bersedia menikahi anak gadis dari Sang pemilik jambu itu. Namun,
sebelumnya, sang pemilik menjelaskan bahwa anak gadisnya adalah seorang yang tuli, bisu,
buta dan lumpuh.
Mendengar persyaratan tersebut, Said bin Ibrahim pun
terkejut. Pertanyaan yang menghantuinya adalah bagaimana mungkin ia menikahi
seorang gadis yang tuli, bisu, buta dan lumpuh? Namun, karena merasa perbuatannya
yang telah memakan sesuatu yang bukan miliknya dapat diganjar neraka oleh Allah
Swt, dan atas dasar rasa takut kepada Allah Swt, maka Said bin Ibrahim pun
menyanggupi persyaratan sang pemilik jambu tersebut.
Akhirnya, pada saat itu juga dihadirkanlah 2 orang saksi dan
diadakan pula mahar untuk menjalankan proses ijab-qobul. Akhirnya, Said bin
Ibrahim dan Anak Gadis Sang pemilik Jambu pun resmi sebagai pasangan
suami-isteri. Mertuanya (sang pemilik pohon jambu) pun menyuruh Said bin
Ibrahim mendatangi isterinya.
Said bin Ibrahim pun mendatangi isterinya yang telah
menunggu di dalam kamar. Ketika memasuki kamar isterinya, Said bin Ibrahim pun
mengucapkan salam dan seketika itu dijawab oleh isterinya dengan jawaban salam
pula. Sang isteri yang memakai cadar tersebut pun melangkahkan kaki ke arah Said
bin Ibrahim. Namun, belum sampai sang isteri di hadapannya, Said bin Ibrahim
pun segera kembali ke mertuanya dan bertanya, kenapa sebelumnya disebutkan
bahwa sang isteri adalah gadis yang tuli, bisu, buta dan lumpuh padahal sang
gadis bisa menjawab salam-nya dan berjalan kearah-nya?
Akhirnya, sang mertua menjelaskan hal-hal berikut kepada Said
bin Ibrahim :
1. Saya bilang dia Tuli karena anakku tidak pernah mendengar
omongan-omongan yang tidak bermakna.
2. Saya bilang dia Bisu karena anakku tidak pernah berkata sesuatu yang sia-sia.
2. Saya bilang dia Bisu karena anakku tidak pernah berkata sesuatu yang sia-sia.
3. Saya bilang dia Buta karena anakku tidak pernah melihat
sesuatu yang tidak bermanfaat.
4. Saya bilang dia Lumpuh karena anakku tidak pernah
berjalan dan melangkahkan kaki ke tempat-tempat maksiat.
Seketika itu, Said bin Ibrahim pun mengerti makna dari
kejadian-kejadian yang telah ia lalui sebelumnya. Ia percaya bahwa ini adalah
bagian dari karunia Allah Swt yang memberikan dia hadiah (jodoh) yang baik karena kebaikan hatinya
Akhirnya, kedua insan tersebut membentuk keluarga yang
sakinah, mawaddah, warahmah dan dikaruniai anak yang salah satunya adalah : Abu
Hanifah, yang kemudia kita kenal sebagai salah satu Imam Mazhab (Mazhab
Hanafi).
Semoga bermanfaat. @andiauliar
sumber gambar : http://ri32.wordpress.com
Semoga bermanfaat. @andiauliar
sumber gambar : http://ri32.wordpress.com
Senin, 21 Januari 2013
At Indonesia Lawyers Club
Video ketika berbicara di Indonesia Lawyers Club mulai menit ke 2:22 - 5:10 :)
Minggu, 20 Januari 2013
Berani Memilih, Berani Bertanggung Jawab
Ketika saya membaca buku biografi politik Akbar Tandjung,
saya terusik dengan sebuah ajaran kehidupan yang Akbar Tandjung berikan kepada
anak-anaknya, yaitu : “Terhadap suatu hal yang kita pilih, kita harus
bertanggung jawab atas apa yang menjadi konsekuensi dari pilihan tersebut”.
Atau mungkin dengan kata lain “Berani memilih, berani bertanggung jawab”.
Dalam hidup kita, sering kali atau bahkan setiap saat kita
selalu dihadapkan pada sebuah pilihan. Pilihan-pilihan hidup itu membuat kita
merasa sulit yang kemudian menjadikan kita berada dalam suatu titik bernama
kebingungan. Namun, pada akhirnya toh kita tetap harus memilih pilihan-pilihan
hidup yang tersaji dihadapan kita itu.
Dalam perjalanan hidup kita dalam menentukan pilihan-pilihan
hidup, kita tidak sendiri. Terkadang, bahkan setiap saat, sebelum kita memutuskan
suatu pilihan hidup, kita berkonsultasi dengan orang tua, sahabat, dan
orang-orang yang kita percaya. Dalam konsultasi itu, seringkali muncul saran
dari orang tua, sahabat, dan orang-orang yang kita percaya tersebut yang
terkesan mengarahkan kita pada suatu pilihan. Ya, sekali lagi bahwa hasil
konsultasi tersebut terkadang terkesan mengarahkan kita pada suatu pilihan.
Apakah ini sebuah masalah? Tidak!. Karena pada hakikatnya, kita harus mampu
untuk menjadikan semuanya itu kembali
kepada diri kita sendiri. Artinya, dalam memutuskan pilihan mana yang kita
ambil , tidak boleh ada paksaan dari pihak manapun (orang tua, sahabat ataupun
orang yang kita percaya).
Atas putusan yang kita ambil tersebut, maka kita harus siap
menghadapi segala macam konsekuensi. Kita harus bertanggung jawab atas pilihan
kita. Inilah yang saya sebut diatas
dengan : “Berani Memilih, Berani Bertanggung Jawab”.
sumber : www.google.com |
Namun, dalam kehidupan kita sehari-hari, kadang kita
terjebak pada suatu pemahaman bahwa ketika kita memilih akan ada penyebabnya.
Misalkan, ketika kita menjatuhkan pilihan A karena disebabkan oleh sesuatu B
(bisa karena sesuatu kondisi, ajakan orang lain, dll). Tapi karena pilihan A
itu merugikan atau paling tidak ada hal yang tidak kita senangi setelah memilih
A, kita kemudian berpikir untuk mungkin menyalahkan atau menyesali sesuatu B
itu (menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, dll). Hal-hal seperti ini yang masih terkadang
berada dalam pikiran kita, pun saya, terkadang masih berpikiran akan hal itu.
Inilah problematika kehidupan yang seakan belum bisa hilang dari
manusia, belum berani bertanggung jawab akan pilihan-pilihan hidup yang kita
tentukan. Kadang kita mengeluh, kadang juga kita menyalahkan keadaan. Bagi
saya, itu fitrah manusia, tapi, sampai kapan kita harus terus mengeluh? Sampai
kapan kita harus terus menyalahkan keadaan ketika pilihan-pilihan yang kita
jatuhkan sendiri itu tidak memberi efek positif dalam kehidupan kita?
Tidak berguna kita menyesali pilihan yang kita ambil. Life
must go on! Yang harus kita lakukan adalah mengambil pilihan yang terbaik.
Hidup pun ada di tangan kita sendiri. Apapun hasilnya, apapun resikonya, itu
adalah buah dari pilihan yang kita jatuhkan sendiri.
“So, berani memilih, berani bertanggung jawab “. Jangan lupa
untuk selalu menyertakan Allah Swt dalam
setiap keputusan yang kita ambil. Semoga ini memberi hikmah untuk kita
semua J
Minggu, 25 November 2012
Mendobrak Kebisuan dengan Keberanian
Bagaimana kita bisa mencintai sesama kalau kita diam. Kalau kita diam dan merasakan diri kita NETRAL, nggak berbuat apa-apa, maka sebetulnya secara tidak langsung kita telah ikut menindas rakyat. Karena dengan diam, kita menopang kekuasaan.
Dalam masyarakat yang diam sebetulnya hal yang paling utama untuk dilakukan adalah mendobrak kediaman/kebisuan dengan contoh-contoh keberanian. Dan yang terpenting ditunjukkan adalah mengajarkan keberanian.
- Pius Lustrilanang, "Menolak Bungkam" -
Dalam masyarakat yang diam sebetulnya hal yang paling utama untuk dilakukan adalah mendobrak kediaman/kebisuan dengan contoh-contoh keberanian. Dan yang terpenting ditunjukkan adalah mengajarkan keberanian.
- Pius Lustrilanang, "Menolak Bungkam" -
Jumat, 16 November 2012
Nasihat untuk Seorang Pemimpin
Kisah ini diambil dalam Buku "Agar Allah Selalu Memberi Jalan Keluar" karya Abu Firly Bassam Thaqiy
Adalah Ali Syaqiq bin Ibrahim Al Azdi yang hidup di daerah Balkh pada kurun abad ke 8 M. Selain berdagang, ia ikut berperang juga di medan jihad.
Suatu waktu, ia menunaikan ibadah haji ke Makkah. Dalam perjalanannya ke Ka'bah dia singgah di Baghdad dan bertemu dengan Khalifah Harun Al-Rasyid di Istana Raja.
"Wahai Syaqiq, berilah aku nasihat!" sahut Khalifah. Syaqiq pun mulai memberikan nasihatnya.
"Allah Yang Maha Besar telah memberimu kedudukan Abu Bakar dan Dia menghendaki kesetiaan darimu. Allah memberimu kedudukan Umar yang dapat membedakan kebenaran dan kepalsuan, maka Dia menghendaki hal yang sama darimu. Allah memberimu kedudukan Utsman yang memiliki kesederhanaan dan kemuliaan. Allahpun juga memberimu kedudukan Ali yang Dia berkahi dengan kebijaksanaan dan sikap adil, maka bijaksana dan adillah"
Khalifah tampak sungguh-sungguh mendengarkan uraian Syaqiq; Lanjutkan," pinta sang khalifah.
"Allah mempunyai tempat yang diberi nama neraka. Ia mengangkatmu menjadi penjaganya dan mempersenjataimu dengan 3 hal, kekayaan, pedang dan cemeti untuk mengusir mereka dari neraka. Jika ada yang datang meminta pertolonganmu, janganlah bersikap kikir (kekayaan). Jika ada yang menentang perintah Allah, perbaikilah dirinya dengan cemeti. Dan jika ada yang membunuh saudaranya, tuntutlah pembalasan yang adil dengan pedang itu," lanjut Syaqiq.
"Tambah lagi," desak Raja Harun Al Rasyid.
"Engkau adalah sebuah telaga dan anak buahmu adalah anak sungainya. Apabila telaga itu airnya bening, maka niscaya tidak akan keruh anak-anak sungai itu. Namun apabila telaga itu keruh, bagaimana mungkin anak-anak sungai akan bening?"
"Teruskan," seru Raja Harun Al Rasyid penasaran.
"Seandainya engkau hampir mati kehausan di tengah padang pasir dan pada saat itu ada seseorang menawarkan segelas air, berapakah harga yang berani engkau bayarkan untuk mendapatkan air itu?" tanya Syaqiq kepada Raja Harun Al Rasyid.
"Aku akan memberikan setengah dari kerajaanku," jawab sang Khalifah dengan mantap.
"Kemudian andaikan pula air yang telah engkau minum itu tidak dapat keluar dari tubuhmu sehingga engkau terancam binasa, maukah engkau menyerahkan kerajaanmu yang separuhnya lagi untuk mendapatkan kesembuhan?" tanya Syaqiq lebih lanjut.
"Akan kuterima tawaran itu," tegas Raja Harun Al Rasyid.
"Maka mengapa engkau membanggakan diri dengan sebuah kerajaan yang harganya hanya segelas air yang engkau minum lantas engkau keluarkan lagi?"
Mendengar nasihat itu, khalifah pun menangis. Tak lama kemudian, ia melepas kepergian Syaqiq dengan penuh kehormatan
Langganan:
Postingan (Atom)